Fotografi aristektur klasik atau kontemporer bisa jadi merupakan fotografi yang Sobat sukai, sebelum mulai mari kita lihat 9 tips fotografi arsitektur di bawah ini yang dilansir digital-photography-school.com:
- Peka terhadap arah cahaya karena hal ini dapat meningkatkan kontras, bayangan, tekstur dan refleksi. Tingginya kadar kontras dapat menipu kamera untuk mengekspos adegan dengan tidak benar, tapi Sobat dapat dengan mudah mengatasi hal ini dengan menerapkan kompensasi eksposur. Trik lainnya adalah dengan shoot braket dengan nilai eksposur yang berbeda (mengekspos satu untuk highlight, satu untuk midtones dan satu untuk shadow) dan kemudian menggabungkan mereka dalam program HDR khusus (seperti Photomatix atau Photoshop).
- Lensa fish eye atau wide-angle (dan focal length) sangat ideal untuk genre ini karena memungkinkan fotografer untuk membingkai seluruh bangunan dalam lingkungannya. Namun kadang-kadang lensa Sobat mungkin tidak dapat mencakup seluruh adegan, untuk itu format panorama mungkin dapat dimanfaatkan. Kamera kompak sekarang banyak menawarkan mode Jenis khusus untuk menggabungkan bersama beberapa tembakan di kamera (Panorama), tapi efek yang sama dapat dicapai pasca-pemotretan dengan software panorama khusus seperti; Hugin atau PTgui jika Sobat memotret dengan DSLR.
- Dalam fotografi arsitektur bagian dalam dari bangunan tidak kalah penting dengan bagian luar. Ini bisa sulit untuk pengaturan white balance pada interior, terutama yang bergantung pada pencahayaan buatan, jadi ingatlah untuk kompensasi sesuai dalam menu White Balance atau gunakan grey card. Gambar interior dalam bangunan tua cenderung lebih menjengkelkan karena secara tradisional menampilkan jendela dan pintu kecil – sehingga dapat kekurangan cahaya alami. Cobalah gunakan tripod dan pergunakan long-exposure dan Sobat bisa memanfaatkan filter ND untuk menghentikan highlight masuk saat pengambilan gambar di siang hari. Atau Sobat bisa menggunakan pencahayaan tambahan, seperti flash tapi hati-hati karena hal ini dapat merusak scene dari atmosfer dan detail.
- Ketika matahari terbenam bentuk baru dari fotografer arsitektur dapat muncul. Untuk memotret struktur sebagai siluet saat matahari terbenam, posisikan arsitektur/bangunan antara Sobat dan matahari. Pastikan lampu flash dinonaktifkan dan mengekspose langit. Jika latar depan terlalu terang atur kompensasi eksposur pada nilai negatif untuk menggelapkannya. Efek ini dapat menghasilkan hasil yang sangat misterius. Gambar malam bisa sangat dramatis dengan atmosfirnya, tapi ingat untuk memotretnya ketika masih ada cahaya dan warna yang tersisa di langit untuk menambahkan tone pada latar belakang dan membantu untuk menerangi rincian. Stur posisi yang baik, atur kamera pada tripod dan tunggu tampilan lampu kota dari jendela, lampu jalan, lampu sinyal – semua ini dalam pelangi warna neon akan menambah suasana lebih dramatis dan misterius. Gunakan wide aperture dan long exposure, jika kamera Sobat didukung menggunakan ISO rendah untuk memastikan detail tidak hilang oleh noise.
- Tidak seperti bentuk lain dari fotografi, gambar arsitektur yang menarik dan dapat diproduksi dalam segala cuaca. Dengan memotret gedung yang sama dalam berbagai kondisi cuaca, fotografer dapat menghasilkan portofolio yang hebat – mungkin Sobat dapat memilih tiga foto terbaik untuk dijadikan fortofolio.
- Refleksi menambahkan dimensi ekstra pada gambar arsitektur dan memungkinkan fotografer untuk menciptakan sebuah kanvas di mana bangunan tersebut terlihat terdistorsi. Lingkungan perkotaan yang penuh dengan banyak permukaan reflektif, sehingga Sobat tidak harus melihat terlalu jauh untuk berlatih, misalnya: jendela, fitur air, genangan air dan jalan-jalan basah, kacamata hitam, sungai dan lain-lain.
- Alasan mengapa arsitektur tetap eksis- Sobat akan terkejut betapa sedikit informasi bagaimana bakground dapat memicu banyak inspirasi. Bangunan yang memiliki arsitektur indah biasanya memuat focal point, jadi cobalah croping sedekat mungkin untuk untuk mendapatkan gambar abstrak. Selanjutnya Sobat mungkin ingin memasukkan artefak berulang yang berserakan di seluruh bagian eksterior, misalnya; bata rumit atau checker papan jendela. Gunakan lensa tele untuk zoom in dan jangan lupa tripod untuk mendukung focal length yang panjang.
- Bangunan rata-rata jauh lebih tinggi dari fotografer sehingga pasti akan ada beberapa unsur distorsi dalam sebuah foto arsitektur, tetapi ini dapat digunakan untuk menciptakan sumber ketegangan dalam frame. Cukup memposisikan diri Sobat sedekat mungkin pada dasar bangunan dan memotret dengan lurus ke atas, untuk mendapatkan perspektif yang indah. Atau cobalah untuk berdiri jauh dari gedung agar dapat memotret gedung dengan tambahan benda sehari-hari seperti orang, transportasi pohon, bangku-bangku, dll. Untuk mempertahankan rinci seluruh adegan dengan aperture kecil (f –stop besar) seperti F14, atau coba buang ketajaman (blur) foreground atau background dengan memilih aperture besar (f-stop kecil).
- Gambar arsitektur seharusnya tidak hanya menjadi estetika dan grafis, gambar ini juga harus menyediakan dinamisme dan gerakan – jadi, bermain-mainlah dengan garis, cahaya dan bayangan untuk memberikan perhatian dan mempertimbangkan hirarki level dan area. Arsitektur dibangun pada prinsip simetri, sehingga memotret simetri ini pada akhirnya akan memperkuat subjek dan mudah-mudahan memperkuat komposisi. Temukan pusat simetri dengan menempatkan tangan Sobat di antara garis mata dan membuat frame Sobat di sekitar pusat itu. Atau membebaskan diri dari garis-garis lurus steril dan sudut bujursangkar dengan mengikuti prinsip-prinsip alam misalkan memasukan kurva dan lingkaran dalam bentuk bayangan atau refleksi, dapat membantu untuk melunakkan struktur.